Saturday, July 18, 2015

Malam takbiran tanpa takbir

Libur musim panas 2015 aku pulang kampung lagi.
Entah kenapa rasanya rindu sekali dengan kelurga, walau sebenarnya aku lumayan sering pulang ke rumah. Perjalanan menuju indonesia ditempuh dengan peswat emirates kurang lebih 25 jam. 6 jam dari FRA ke DXB 11 jam transit di dubai dan 8 jam dr DXB ke CGK. Cukup meletihkan untuk orang yang tidak biasa bepergian jauh. Badanku seperti remuk-remuk.

Aku sampai di jakarta malam hari, dan bertepatan dengan malam takbiran. Kesempatan yang jarang saya dapatkan setelah saya tinggal di jerman.
Di jemput oleh keluarga, kami lalu segera beranjak ke hotel di dekat bunderan HI untuk menginap.

Vina: „kenapa pulang ke hotel?“
Mama: „soalnya mama pengen ngerasain suasana malam takbiran di tengah kota“

Kalau dipikir, seumur hidup belum pernah sih lihat keramaian takbiran di kota, tapi apakah akan heboh seperti perkiraan mama?.

Di pinggir jalan bundarah HI tidak terlalu banyak orang yang berkumpul, hanya ada beberapa orang duduk2 di pinggir. Begitu juga di pinggiran monas. Hanya ada orang-orang yang duduk seperti berpiknik di pinggir jalan, namun tidak terlihat konvoi orang–orang yang membawa bedug seperti yang biasa kita lihat.

Aneh sekali, Karena kami tidak mendengar takbir berkumandang. Sekalipun saat kami melewati masjid istiqlal. Malam takbiran tanpa takbir.
Tiada senyum di wajah mama, begitu pun denganku. Aku sengaja pulang tepat di malam sebelum lebaran untuk merasakan suasana malam takbiran namun tidak ku dapat. Tidak tahu apa alasannya, yang pasti kami kecewa.

Besoknya kami bangun pagi untuk bersiap melaksanakan solat ied di masjid istiqlal. Masjid terbesar di jakarta ini dibangun oleh seorang arsitek yang yang bernama Frederich Silaban yang merupakan seorang kristen protestan.

Memasuki masjid ,kami harus melewati pos keamanan, lalu bergegas mencari tempat, karena telat kami mendapat tempat yang lumayan jauh dari mimbar.
Ada hal lucu yang aku perhatikan ketika berada dalam masjid, sebelum dan sesudah shalat , orang sekelilingku sibuk selfie. Ya, selfie. Ada juga yang sibuk membuat video snapchat, sebuah pemandangan yang jarang kulihat. Bahkan ada fotografer keliling yang membawa alat print foto langsung di tasnya! Hahaha

Ada banyak bentuk kebahagian, bagiku bisa kembali ke rumah dan berada di samping keluarga adalah salah satunya.

Masih di bulan syawal saya ingin mengucapkan
Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin.
Happy ied mubbarak .




No comments:

Post a Comment