Sunday, April 26, 2015

Sepi.

Bukan dari buku bukan dari orang.
Semua itu aku pelajari sendiri. Semua itu kualami.
Bagaimana bisa secepet itu kamu lupa? 
Bagaimana tidak?
Sama hal nya seperti liburan. 
Pantai, wangi air laut, bunyi deburan ombak dan suara tawa. 
Bagai lantunan lagu beranjak tidur, nyaman sekali. Indah ingin kukenang. 
Tapi waktu tidak mau menunggu. Tidak pernah. 
Yang aku tahu, aku terbangun di atas kasurku, dengan ingatan jelas tentang hari itu. 
Tapi sudah tidak dengan orang itu.
Tidak bersama bukan berarti lupa. Bahkan sebuah kenangan bisa lebih menghibur daripada kenyataan.
Banyak yang bertanya kenapa?
Banyak yang ingin tahu alasannya apa?
Banyakkah yang mau mengerti ?
Bukan aku bodoh. Justru aku tidak mau bodoh.
Bagaimana mungkin jika kamu tahu sebuah jalanan buntu tapi kamu masih mau menerobosnya?
Hanya karena kamu malas memutar arah, hanya karena kamu takut mencari jalan baru. 
Aku mau jadi yang berani. Tapi sejujurnya aku takut sendiri.
Apa artinya berdua kalau merasa tidak aman?
Apa rasanya hidup selalu gelisah?
Apa aku mau? Walau aku tahu?
Aku mau, tapi aku tidak tahu.
Semua pengalaman itu, semua teori cerdas itu. 
Semua kalah jika lawannya hati.
-
Yang ku tahu hanya, sendiri itu sepi.

No comments:

Post a Comment